Jogja Office
Jl. Bendo No.17, Wedomartani, Ngemplak, Sleman - D.I. Yogyakarta

Bogor Office
Jl. Pasir Mulya 3 No.L.12, RT.02/RW.07, Pasirmulya, Kec. Bogor Bar., Kota Bogor, Jawa Barat

Jam Kerja
Senin - Sabtu: 8AM - 4PM
Minggu & Hari Libur Nasional (Libur)

Bijak Beli Rumah bagi Generasi Y dan Z

Memiliki rumah merupakan dambaan banyak orang. Namun analisis data pendapatan, zona nilai tanah, dan harga properti di wilayah Jabodetabek menunjukkan kesenjangan yang signifikan. Generasi Y atau Milenial, yang lahir antara tahun 1980–1995 dan memiliki pendapatan di bawah Rp 10 juta per bulan, hanya dapat beli rumah dalam radius 30—50 kilometer dari pusat kota Jakarta. Lalu bagaimana agar para generasi muda ini dapat bijak beli rumah? Yuk, simak lebih lengkapnya!

beli rumah 1
Sumber gambar : Kompasiana

Nekat Beli Rumah, Tuntutan atau Kebutuhan?

Harga rumah dan tanah yang terus melambung nyatanya membagi perspektif generasi milenial menjadi dua. Dikutip dari Kompas.id (01/10/2021), diketahui terdapat perbedaan pandangan dan strategi kepemilikan rumah antara kalangan milenial yang masih lajang dan yang sudah menikah di wilayah Jabodetabek.

Kebutuhan Hidup   

Generasi Y yang sudah menikah meyakini bahwa memiliki rumah merupakan salah satu kebutuhan hidup yang harus dipenuhi setelah menikah. Keluarga yang tinggal di rumah sendiri (status hak milik) memiliki kepuasan  lebih tinggi daripada yang menyewa, menumpang, atau menghuni rumah orangtua.

Menunda

Bagi kaum milenial yang belum menikah, memiliki rumah merupakan impian sekaligus tanda kemandirian lepas dari orang tua. Namun, hal ini terbentur oleh harga rumah yang  belum terjangkau oleh para pekerja muda. Dengan gaji standar Upah Minimum Provinsi (UMP) Jakarta, banyak orang terpaksa harus menunda impian mereka. Selain itu, sebagian besar rumah dengan harga terjangkau UMP Jakarta berada di daerah penyangga dan belum dapat diakses oleh transportasi umum.

Alasan Generasi Muda Harus Bijak Punya Rumah

Hunian merupakan salah satu kebutuhan dasar dari tiga kebutuhan pokok yang harus dipenuhi, yaitu sandang, pangan, papan. Bukan hanya sebagai tempat tinggal, rumah juga bisa menjadi aset investasi karena harganya yang akan selalu meningkat. Oleh karena itu, menunda membeli kebutuhan pokok ini hanya akan membuat semakin sulit di kemudian hari karena harganya yang akan terus naik. Di sisi lain, generasi muda baik kalangan milenial maupun Gen Z kerap mengabaikan kebutuhan papannya. Dan kebanyakan lebih mengutamakan pengeluaran untuk memenuhi lifestyle yang konsumtif.

Milenial dan Gen Z dianggap tidak melihat pentingnya kebutuhan hunian, sehingga tidak menjadikannya prioritas.

Padahal, ada tiga alasan utama generasi muda harus menyegerakan membeli rumah pertamanya.

  1. Harga rumah yang akan naik signifikan setiap tahun, sehingga menunda hanya akan semakin memberatkan kita.
  2. Usia yang bertambah akan semakin menyulitkan untuk mengumpulkan dana dan pastinya seiring usia itu berbagai kebutuhan akan terus meningkat.
  3. Lahan perumahan yang semakin terbatas dan ini salah satu alasan kenapa harga rumah terus naik. Kenaikan harga rumah dapat digambarkan seperti ini, rumah yang berlokasi di sebuah kawasan berkembang harganya Rp 350 jutaan dan dalam lima tahun harganya menjadi Rp 490 juta yang artinya kenaikannya mencapai 7% per tahun. Jadi, beli rumah sekarang dengan beli 3–5 tahun ke depan akan ada perbedaan harga yang cukup besar. Kemudian, dengan lokasi perumahan yang pertumbuhan ekonominya semakin berkembang akan membuat harga rumah semakin tinggi dan sulit dijangkau ekonomi kita.

Konsultasi Arsitektur Rumah di Mulia Arsitek

Konsultasikan kebutuhan dan keinginan Anda tentang desain bangunan dengan tim kami di Mulia Arsitek untuk mendapatkan desain interior dan eksterior terbaik. Hubungi Admin di WA kami, wa.me/628112648986

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Lainnya:

Open chat
Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh, Admin Mulia Arsitek!
Saya Ingin konsultasi terkait Desain / Renovasi / Bangun baru Terima kasih