Rumah Nuansa Islami di Masyarakat Jawa dan Bugis

RUMAH NUANSA ISLAMI DI JAWA & BUGIS

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on telegram
Share on email
Share on google

Rumah Nuansa Islami di Masyarakat Jawa dan Bugis. “Yaaa ayyuhallaziina aamanudkhuluu fis-silmi kaaaffataw”, Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan.

Yuswohadi dalam bukunya “Marketing to the Middle Class Moslem” secara gamblah mengatakan “semakin tinggi kadar relegius seseorang, maka makin tinggi juga upayanya dalam mengamalkan ajaran agama islam”.

Ungkapan diatas, rupanya diamini oleh jaman, oleh perputuran siklus hidup. Dalam 4 tahun terakhir ini, keinginan keluarga muda muslim berbondong-bondong menjadikan konsep dan nuansa islami sebagai rujukannya untuk memiliki rumah kediaman, ruang perkantoran, bangunan properti mereka.

Bagi seorang perempuan alias seorang istri, ditambah seorang anak perempuan. Rumah yang mereka idamkan adalah rumah dimana mereka bisa bebas lepas dalam beraktifitas. Bebas mengenakan pakaian yang mereka senangi dan syar’i dalam dalam hukum islam. Namun tak bisa dipungkiri, rumah juga adalah tempat untuk menerima tamu, tempat untuk bercengkrama dengan tetangga, keluarga, teman yang datang silaturahmi.

Sayangnya, atas dalih silaturahmi dan ukhuwah itulah, seringkali privasi seorang perempuan tidak lagi terjaga. Padahal sejatihnya dalam islam, interaksi perempuan dengan tamu lawan jenis diberi ruang untuk saling menghargai. Lazimnya, perempuan hanya keluar sesaat untuk menyuguhkan hidangan, dengan pakaian tertutupnya. Bakan dalam praktek yang lain, justru perempuan gak boleh keluar menyajikan hidangan itu. Berangkat dari hal tersebut, ajaran agama islam tersebut rupanya diterima dan dijalankan dalam masyarakat Indonesia dalam bentu delokalisasi budaya, sependek pengetahuan penulis delokalisasi tersebut salah duanya ditemui di masyarakat Jawa dan Bugis.

A. Rumah Nuansa Islami di Masyarakat Jawa

Mayoritas rumah tradisional Jawa pastilah identik dengan kehadiran pendopo joglo di depan atau di sampingnya. Pendopo joglo inilah yang dipergunakan untuk menerima tamu, bahkan untuk menjamu tamu juga dilakukan di rumah joglo tersebut. Di samping kanan rumah Joglo biasanya juga disediakan 2 rumah kecil lagi, satu sebagai tempat istirahat atau tempat menginap tamu, satu lagi sebagai tempat shalat. Masih ditambah dengan satu kamar mandi juga biasanya.

Budaya arsitektur Jawa ini, rupanya sangat sejalan dengan ajaran agama islami, dimana privasi tuan rumah dari interaksi dengan tamu sangatlah dibatasi. Perkara apakah Islam yang mempengaruhi arsitek Jawa tersebut atau memang gaya arsitek tersebut sudah ada sebelum masuk di Indonesia, biarlah para sejarahwan yang membahasnya.

Rumah Nuansa Islami di Masyarakat Jawa dan Bugis
Rumah Nuansa Islami di Masyarakat Jawa dan Bugis

B. Rumah Nuansa Islami di Masyarakat Bugis

Demikian juga halnya dengan masyrakat Suku Bugis yang mayoritas mendiami pulau Sulawesi. Rupaya gaya arsitektur juga sangat berasmilasi dengan ajaran agama islam. Berbeda dengan arsitekur Jawa yang memisahkan rumah induk dan pendoponya, di masyarakat Bugis kesemuanya itu justru disatukan dalam satu bangunan.

Jika Anda bertamu di rumah tradisional Bugis, naiklah terlebih dahulu melewati tangga rumahnya. Diujung tangga Anda akan tiba di ruang terasnya. Belok kiri atau kanan, Anda akan masuk ke ruang tamunya. Jangan kaget disamping ruang tamu Anda akan disuguhi dipan atau ranjang atau rosban yang tertata rapi, dan diletakkan di ruang terbuka, menyatu dengan ruang tamu tadi. Rupanya tempat tidur itu diperuntukkan jika ada tamu yang menginap. Jadi tamu tidak boleh masuk ke dalam area dalam rumah induk tuan rumah.

Jika ingin buang hajat, di kolong rumah tepatnya disamping kiri atau kanan rumah, disediakan kamar mandi khusus untuk para tamu. Sementara tuan rumah menggunakan kamar mandi yang biasanya terletak di lantai dua rumahanya, menyatu dengan bangunan rumah mereka.

Belajar dari dua uraian diatas, dapat disimpulkan betapa ajaran budaya tradisional di Indonesia sangatlah berasimilasi dengan ajaran agama islam. Maka sangat wajar jika mayoritas keluarga mudah Indonesia sangatlah mengimpikan rumah yang lekat dengan nuansa islami.

Anda pengen merancang rumah yang kental dengan arsitektur islami?
Namun juga mengadopsi tradisi dan budaya arsitektur Suku Jawa atau Suku Bugis
Yuk diskusikan dengan kami Mulia Arstitek
Kontak Admin kami di WA : wa.me/628112648986

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Lainnya: