STRA Arsitek dan Bedanya dengan SKA: Penting untuk Dipahami!

Ketika Anda ingin membangun rumah, gedung, atau proyek besar lainnya, seringkali muncul istilah STRA dan SKA. Kedua istilah ini merujuk pada sertifikasi profesi yang dimiliki seorang arsitek. Memahami perbedaan keduanya sangat penting agar Anda bisa memilih arsitek yang sesuai dengan kebutuhan proyek Anda.

Apa Itu STRA?

STRA (Sertifikat Registrasi Arsitek) adalah sertifikasi yang diberikan kepada seorang arsitek sebagai tanda bahwa ia telah memenuhi standar kompetensi tertentu yang diatur oleh pemerintah. STRA menjadi bukti bahwa arsitek tersebut sudah terdaftar secara resmi di Dewan Arsitek Indonesia (DAI).

Fungsi STRA:

• Bukti bahwa arsitek telah lulus uji kompetensi nasional.
• Memastikan bahwa arsitek bekerja sesuai dengan standar etika dan hukum profesi.
• Sebagai syarat untuk bekerja di proyek-proyek pemerintah atau swasta dengan skala tertentu.

Proses Mendapatkan STRA:

1. Pendidikan Formal: Lulus dari perguruan tinggi dengan jurusan arsitektur.
2. Pengalaman Kerja: Minimal 2 tahun pengalaman praktik profesional.
3. Ujian Kompetensi: Mengikuti dan lulus Uji Kompetensi Arsitek (UKA) yang diadakan oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK).
4. Registrasi di DAI: Setelah lulus, arsitek mendaftar di Dewan Arsitek Indonesia (DAI) untuk mendapatkan STRA.

Apa Itu SKA?

SKA (Sertifikat Keahlian) adalah sertifikasi keahlian di bidang konstruksi, termasuk arsitek, yang diterbitkan oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK). SKA dikelompokkan berdasarkan tingkat keahlian dan klasifikasi bidang keahlian.

Tingkat SKA Arsitek:

1. Ahli Muda: Untuk arsitek yang baru memiliki pengalaman minimal 2 tahun.
2. Ahli Madya: Untuk arsitek dengan pengalaman lebih dari 5 tahun.
3. Ahli Utama: Untuk arsitek senior dengan pengalaman lebih dari 10 tahun.

Fungsi SKA:

• Sebagai syarat untuk ikut tender proyek besar, terutama proyek pemerintah.
• Membuktikan bahwa arsitek memiliki kompetensi dan keahlian di tingkat tertentu.
• Digunakan dalam pengurusan izin dan perizinan bangunan besar.

Proses Mendapatkan SKA:

1. Pengalaman Kerja: Harus memiliki pengalaman kerja tertentu sesuai tingkat yang diajukan.
2. Ujian dan Evaluasi: Mengikuti tes atau evaluasi kompetensi yang diadakan LPJK.
3. Pengajuan ke LPJK: Setelah lulus, arsitek mengajukan penerbitan SKA sesuai klasifikasinya (Muda, Madya, atau Utama).

Baca juga : Berapa Gaji Arsitek di Indonesia? Ini Rinciannya Berdasarkan Kota dan Pengalaman!

Perbedaan STRA dan SKA Arsitek

Kenapa STRA dan SKA Penting?

STRA Penting Karena:

• Membuktikan bahwa arsitek telah memenuhi kompetensi dasar profesi.
• Menjadi syarat agar arsitek dapat diakui secara nasional.

SKA Penting Karena:

• Membuktikan tingkatan keahlian seorang arsitek (Muda, Madya, atau Utama).
• Menjadi persyaratan wajib dalam tender proyek konstruksi besar.
• Mempermudah pengurusan perizinan proyek-proyek besar.

Siapa yang Perlu STRA dan SKA?

Jika Anda seorang klien yang ingin membangun rumah, gedung, atau proyek besar, maka memilih arsitek yang memiliki STRA dan SKA adalah langkah cerdas. Berikut alasannya:

• Untuk Proyek Kecil (Rumah Tinggal): STRA sudah cukup, karena arsitek telah terdaftar di DAI dan memiliki kompetensi dasar.
• Untuk Proyek Besar (Apartemen, Hotel, atau Mall): Arsitek dengan SKA (terutama Ahli Madya atau Ahli Utama) dibutuhkan agar proyek dapat memenuhi syarat tender dan perizinan.

Kesimpulan: Mana yang Lebih Penting?

STRA dan SKA memiliki peran yang saling melengkapi. STRA adalah bukti legalitas profesi arsitek, sementara SKA menunjukkan tingkat keahlian arsitek tersebut. Jika Anda ingin membangun proyek besar, pastikan arsitek yang Anda pilih memiliki keduanya. Ini akan memberikan jaminan kualitas, kepatuhan hukum, dan kemudahan dalam pengurusan izin proyek.

FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

1. Apa yang lebih penting, STRA atau SKA?

• Keduanya penting, tetapi jika Anda ingin proyek besar, pastikan arsitek memiliki SKA.

2. Berapa lama masa berlaku STRA dan SKA?

• STRA berlaku 5 tahun dan SKA berlaku 3 tahun. Keduanya memerlukan perpanjangan.

3. Bisakah arsitek memiliki STRA tanpa SKA?

• Ya, arsitek bisa memiliki STRA tanpa SKA. Namun, jika ingin terlibat dalam proyek besar, SKA diperlukan.

4. Bagaimana cara mengecek apakah arsitek memiliki STRA atau SKA?

• Anda bisa mengeceknya di situs resmi Dewan Arsitek Indonesia (DAI) untuk STRA dan LPJK untuk SKA.

Kesimpulan Akhir

Memahami perbedaan antara STRA dan SKA sangat penting, terutama jika Anda ingin terlibat dalam proyek konstruksi skala besar. STRA adalah tanda registrasi profesi, sementara SKA menunjukkan tingkat keahlian seorang arsitek. Dengan memahami perbedaan ini, Anda dapat memilih arsitek yang tepat dan memastikan proyek berjalan lancar tanpa hambatan administratif.

Jika Anda membutuhkan jasa arsitek atau kontraktor terpercaya dengan STRA dan SKA yang lengkap, hubungi penyedia layanan konstruksi yang terpercaya. Jangan ragu untuk bertanya tentang sertifikasi yang dimiliki arsitek yang akan Anda pekerjakan.

Jika Anda ingin mendapatkan informasi lebih lanjut tentang layanan kami serta inspirasi untuk proyek pembangunan / renovasi Anda, kunjungi website kami di www.muliaarsitek.com. Di sana, Anda akan menemukan portofolio proyek yang telah kami kerjakan atau hubungi kami wa.me/628112648986 untuk konsultasi tentang bagaimana kami dapat membantu Anda mewujudkan rumah impian Anda.