Filosofi “Less is More” dalam desain interior merujuk pada pendekatan yang menekankan kesederhanaan, kebersihan, dan ketegasan dalam penggunaan elemen-elemen desain. Filosofi ini muncul pada abad ke-20 dan pertama kali dikembangkan oleh arsitek Jerman, Ludwig Mies van der Rohe, yang menggunakannya sebagai prinsip desain utama dalam karyanya.
Meski berakar pada arsitektur, esensi filosofi ini telah meresap ke berbagai aspek seni, desain, dan gaya hidup. Ketika dunia modern menjadi semakin kompleks, daya tarik minimalis dalam ruang hidup kita menjadi semakin terasa.
Sumber gambar : Grid.ID
Topik Artikel
Esensi “Less is More”
Filosofi “Less is More” menekankan keindahan yang muncul dari kesederhanaan dan ketelitian, serta meninggalkan kesan yang kuat dengan menggunakan elemen-elemen yang terbatas secara selektif. Ini adalah pendekatan yang populer dalam desain interior modern dan minimalis. Ada tiga esensi dari “Less is More“, yaitu:
Fungsionalisme
Salah satu prinsip utama di balik filosofi ini adalah bahwa setiap elemen dalam suatu ruang harus memiliki tujuan yang jelas. Dekorasi atau furniture berlebih yang tidak memiliki fungsi dianggap membuat berantakan.
Estetika
Dengan mengurangi barang, kita meningkatkan apresiasi terhadap elemen-elemen yang tersisa. Ruang minimalis cenderung menonjolkan keindahan setiap bagiannya, menekankan bentuk, warna, dan teksturnya.
Emotional Well-being
Lingkungan yang bebas dari kekacauan sering kali berarti pikiran yang bebas dari kesemrawutan. Ruang yang menganut konsep “less is more” menawarkan rasa tentram dan tenang, yang dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan mental.
Tampilan dan Nuansa “Less is More”
“Less is More” berawal dari arsitek dan desainer modernis yang berusaha melepaskan diri dari desain tradisional. Mereka ingin beralih dari gaya ornamen di masa lalu, kemudian fokus pada kemurnian bentuk dan fungsi. Dalam konteks desain interior, filosofi “Less is More” mendorong penggunaan elemen-elemen yang minimalis, dengan fokus pada kualitas, bukan kuantitas. Beberapa prinsip yang terkait dengan filosofi ini meliputi:
Sederhana
Desain interior yang mengikuti prinsip “Less is More” cenderung memiliki tampilan yang sederhana dan tidak rumit. Ruangannya terbebas dari kekacauan visual yang tidak perlu, dengan fokus pada elemen-esensial.
Ruangan Terbuka
Desain “Less is More” sering kali menciptakan ruang terbuka yang memungkinkan aliran cahaya dan udara untuk mengalir dengan mudah, menciptakan atmosfer yang terasa ringan dan luas. Selain itu, denah open space tidak hanya memaksimalkan cahaya alami. Tetapi juga mendorong aliran antar ruang, membuat area tersebut terasa lebih besar dan lebih terhubung.
Penggunaan Warna Netral
Biasanya, desain interior “Less is More” menggunakan palet warna netral seperti putih, abu-abu, dan krem. Warna-warna ini memberikan tampilan yang menenangkan, terkesan bersih dan elegan. Selain itu, warna-warna ini juga dapat berfungsi sebagai backdrop yang sangat bagus, sehingga furniture atau karya seni terlihat menonjol.
Tatanan yang Teratur
Ruang dalam desain “Less is More” cenderung memiliki tatanan yang teratur dan simetris, dengan penataan furniture dan dekorasi yang dipikirkan secara matang. Hal ini tidak hanya menjaga ruangan tetap bersih, tetapi juga menciptakan lingkungan yang lebih tenang.
Furniture Sederhana
Pilih furniture dengan garis bersih dan desain sederhana. Hindari furniture dengan terlalu banyak hiasan yang rumit. Pertimbangkan furniture dengan bingkai logam mengkilap atau furniture yang terlihat mengapung (floats off the ground) untuk menciptakan kesan lapang.
Penekanan pada Kualitas Bahan dan Detail
Meskipun sederhana, desain interior “Less is More” menekankan pada kualitas bahan dan detail. Setiap elemen dipilih dengan cermat untuk memastikan keawetan, kekuatan, dan keindahannya. Pilih furniture berkualitas tinggi yang fungsional dan estetik.
Penggunaan Tekstur
Meskipun palet warna mungkin terbatas, bermain dengan tekstur yang berbeda dapat menambah kedalaman dan daya tarik pada ruangan. Misalnya, padukan antara permadani wol lembut, sofa kulit, atau tirai linen.
Minimalisasi Dekorasi
Filosofi “Less is More” mendorong pengurangan elemen dekoratif yang tidak diperlukan. Penggunaan dekorasi dibatasi hanya pada elemen yang benar-benar mendukung estetika ruangan, tanpa memberikan kesan berlebihan. Batasi jumlah barang dekoratif. Pilihlah beberapa karya seni atau patung yang berkesan daripada memadati dinding atau rak dengan banyak barang.
Maksimalkan Cahaya Alami
Berikan akses untuk cahaya alami dapat memenuhi ruangan. Pertimbangkan untuk memasang jendela besar, atau jika tidak memungkinkan, gunakan tirai tipis untuk membiarkan cahaya masuk sebanyak mungkin. Cahaya alami dapat membuat ruangan terasa terbuka dan lapang.
Melampaui Estetika: Pilihan Gaya Hidup
Bagi beberapa orang, prinsip “Less is More” lebih dari sekadar gaya desain—prinsip ini bahkan menjadi gaya hidup. Ini tentang menerima kesederhanaan dalam rutinitas sehari-hari, tidak berlebihan, dan fokus pada hal yang benar-benar penting. Filosofi ini dapat mengarah pada gaya hidup yang lebih berkelanjutan, meminimalisir hidup konsumtif, dan mengurangi limbah.
Filosofi “Less is More” lebih dari sekedar tren desain. Ini merupakan cerminan dari kebutuhan masa kini akan ketegasan, kesederhanaan, dan orisinalitas. Ketika dunia menjadi lebih kompleks dan sarat informasi, rumah kita—tempat perlindungan kita—menjadi tempat di mana kita mencari ketenangan dan kenyamanan. Dengan menganut prinsip “Less is More“, terciptalah ruang yang memelihara jiwa dan meningkatkan kesehatan mental.
Ingat, ide inti di balik desain minimalis modern adalah menciptakan ruang yang terasa tenang dan nyaman tanpa kekacauan yang tidak perlu. Ini tentang menemukan keseimbangan antara fungsionalitas dan estetika, menciptakan rumah yang terasa tenang dan tertata.
Konsultasi Arsitektur Rumah di Mulia Arsitek
Konsultasikan kebutuhan dan keinginan Anda tentang desain bangunan dengan tim kami di Mulia Arsitek untuk mendapatkan desain interior dan eksterior terbaik. Hubungi Admin di WA kami, wa.me/628112648986